Sukabumi |20123| Dari Sistem informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi, 01 Januari s/d 31 Desember 2022, secara aggregate tercatat 225 kali kejadian, yang tersebar di 7 (tujuh) Kecamatan. Akibat kejadian tersebut ditaksir nilai kerugian mencapai Rp 12.696.996.850. Luas area 7,924 Ha, dan 997 KK terdampak, diantaranya 48 (empat puluh delapan) orang Mengungsi, Korban Meninggal 2 (dua) Orang, Luka Ringan 8 (delapan) orang, 933 Unit Bangunan Rusak, 57 Unit Rusak Berat, 223 Unit Rusak Sedang dan 653 Unit Rusak Ringan.
“ini artinya kejadian naik dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai 217 kasus” tegas Zulkarnain Barhami, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi.
Bulan Februari merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat, tercatat 35 kasus disusul bulan Desember 34 kasus, Oktober 30 kasus, September 27 kasus dan terendah bulan April 4 kasus. Tanah Longsor dan Cuaca Ekstrem paling mendominasi masing-masing 80 kali dan 60 kali. Terendah Angin Puting Beliung 4 (empat) kali. Aggregate nilai kerugian terbesar berasal dari Banjir Rp 5.354.470.000 prakiraan 6,66 Ha terdampak. Disusul taksiran kerugian Tanah Longsor Rp 4.498.443.850 dan prakiraan luas area terdampak 0,7952 Ha. Sementara wilayah tertinggi ada di Kecamatan Lembursitu (42 kali) yang berasal dari Kelurahan Cikundul (15 kasus), Kecamatan Cikole (35 kali) yang berasal dari Kelurahan Subangjaya (15 kasus), Gunung Puyuh yang berasal dari Kelurahan Karang Tengah (13 kasus), dan terendah di Kecamatan Citamiang (17 kali) yang kejadian tertinggi berasal dari Kelurahan Nanggeleng (5 kasus).
Sementara itu khusus bulan Desember lanjut Zulkarnain, tercatat 34 kasus kejadian. Cuek Balong mendominasi terdiri dari Cuaca Ekstrem (8 kali), Banjir (6 kali), Longsor (17 kali), dan kebakaran (1 kasus) dengan jumlah jiwa terdampak 43 orang, bangunan rusak 56 unit dengan taksiran nilai kerugian Rp 1.271.055.850 dengan 1,078 Ha terdampak.
Tingginya aduan di tiga bulan ini (Oktober-Desember) menurut Zulkarnain tidak terlepas dari cuaca dan hujan yang makin intens terjadi. Karena BMKG merilis saat ini sudah memasuki musim penghujan yang ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi sehingga memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti Cuek Balong (Cuaca Ekstrem, Banjir Longsor).
Sementara wilayah tertinggi ada di Kecamatan Lembursitu (42 kali) yang tertinggi berasal dari Kelurahan Cikundul (15 kali) dan Kecamatan Cikole (40 kali) yang tertinggi berasal dari Kelurahan Subangjaya (15 kali) serta dan terendah di Kecamatan Citamiang (17 kali) yang kejadian tertinggi di Kelurahan Nanggeleng (5 kali).
Zulkarnain memaparkan ringkasan jenis kejadian, frekuensi, taksiran nilai kerugian (Rp) dan area berdampak (M2) diantaranya :
1. Tanah Longsor 80 kali, taksiran kerugian mencapai Rp. 4.498.443.850 dan prakiraan luas area terdampak 7.952 M2;
2. Cuaca Ekstrem 60 kali, taksiran kerugian mencapai Rp. 1.026.158.000 dan prakiraan luas area terdampak 2.322 M2;
3. Banjir 40 kali, taksiran kerugian mencapai Rp. 5.354.470.000 dan prakiraan luas area terdampak 66.600 M2;
4. Kebakaran 36 kali, taksiran kerugian mencapai Rp. 1.620.600.000 dan prakiraan luas area terdampak 1.592 M2;
5. Puting Beliung 4 kali, taksiran kerugian mencapai Rp. 35.800.000 dan prakiraan luas area terdampak 364 M2;
6. Gempa 5 kali, dengan sebaran di 7 (tujuh) Kecamatan, dengan taksiran kerugian mencapai Rp. 161.525.000 dan prakiraan luas area terdampak 410 M2.
Sebaran kejadian berdasarkan wilayah, Kecamatan Lembursitu menempati peringkat tertinggi (42 kali), disusul Kecamatan Cikole (40 kali) dan Kecamatan Gunung Puyuh (36 kali), Kecamatan Baros (34 kali), serta disusul Kecamatan Warudoyong (29 kali) dan Kecamatan Cibeureum (22 kali). Laporan yang terendah berasal dari Citamiang (17 kali).
1. Cikole 40 kali, nilai kerugian mencapai Rp. 2568.350.000, prakiraan luas area terdampak mencapai 9.936 M2;
2. Lembursitu 42 kali, nilai kerugian mencapai Rp. 1.222.621.000, prakiraan luas area terdampak mencapai 6.919 M2;
3. Baros 34 kali, dengan nilai kerugian mencapai Rp. 3.171.875.000 prakiraan luas area terdampak mencapai 28.311 M2;
4. Warudoyong 29 kali, nilai kerugian mencapai Rp. 1.258.008.000, prakiraan luas area terdampak mencapai 5.097 M2;
5. Cibeureum 22 kali, nilai kerugian mencapai Rp. 2.652.920.000, prakiraan luas area terdampak mencapai 16.291 M2;
6. Citamiang 17 kali, nilai kerugian mencapai Rp. 543.200.000, prakiraan luas area terdampak mencapai 1.048 M2;
7. Gunung Puyuh 36 kali, nilai kerugian mencapai Rp. 1.118.497.850, prakiraan luas area terdampak mencapai 11.228 M2;
8. Gempabumi yang dirasakan oleh seluruh wilayah kecamatan sebanyak 5 kali.
Sebaran kejadian berdasarkan Kalender Periode Januari s/d 31 Desember 2022, terdapat lonjakan tinggi pada Bulan Februari 35 kejadian, Bulan Desember 34 kejadian, Oktober 30 kejadian, Bulan September 27 kejadian, November 25 kejadian, Juni 18 kejadian, dan Juli 16 kejadian, disusul Bulan Januari 13 Kejadian, Bulan Mei 11 kejadian, Bulan Agustus 7 kejadian, Bulan Maret 5 kejadian, terendah Bulan April 4 kejadian.
Terhadap hal tersebut, Zulkarnain menuturkan, BPBD kota Sukabumi telah melakukan sejumlah aksi penanggulangan mulai dari prabencana, saat dan pasca bencana dalam bentuk seperti
1. Menetapkan Status Keadaan Siaga Banjir dan Longsor selama 5 bulan mulai dari tanggal 15 November 2021 dan berakhir pada tanggal 30 April 2022; 2. Menetapkan Status Keadaan Siaga Darurat Banjir dan Longsor selama ± 5 bulan dari 10 Oktober 2022 s/d 31 Maret 2023; 3. Menetapkan status darurat banjir dan tanah longsor selama 14 hari mulai tanggal 18 Februari 2022 Pasca terutama banjir jembatan merah kelurahan Jayaraksa Kecamatan dan sekitarnya serta pembentukan Pos Komando Penanganan Darurat Banjir Longsor; 4. Fasilitasi layanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan Data dan Informasi Bencana kepada masyarakat dari Elemen Aparat/Petugas, Mahasiswa/i, Siswa/i, Ambalan Pramuka, Partai Politik seperti bersama Kampus/Perguruan Tinggi (STH, STIKES, PT.BMMKI,ITB,STPDN,UMMI,IENAS, BRIN, Universitas Pakuan, Nusa Putra dll) dalam bentuk Pelatihan, Pendampingan dan Advokasi Penelitian, Pelatihan di Rumah Sakit (Ridogalih, Kartika) Forum Pengurangan Risiko Bencana (Aksi Sukabumi Bersih Penanaman Pohon) KPU dalam Manajemen Krisis Pemilu di daerah rawan bencana, KIE dan Satuan Pendidikan Aman Bencana bagi Anak Usia Dini (TK), Pembinaan Masyarakat Tanggap Bencana Kodim 0607 Kota Sukabumi, Pembinaan KK Binaan P2WKSS, serta kesipaisagaan wilayah Kelurahan dan BPJS dengan sasaran tercapai 5.812 orang; 5. Menggelar Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) pada 26 April dimeriahkan Video Pendek Simulasi Mandiri Bencana dan Video Safety Briefing yang diikuti oleh SKPD, Kecamatan/Kelurahan, Puskemas di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Sukabumi dan diikuti Perguruan Tinggi serta BUMD, dengan sasaran berpartsipasi sekitar 650 aparat; 6. Melaksanakan Gelaran Hari Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 13 Oktober bersama komunitas dan SKPD seperti Aksi Mitigasi Aliran Sungai Cisuda serta pembuatan spanduk “Bersama Kita Tangguh” dengan tingkat partisipasi 7 Instansi di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi; 7. Penyebarluasan informasi potensi bencana dan peringatan dini kepada aparat wilayah, masyarakat serta mengsiagakan personil Satgas dan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana untuk antisipasi laporan aduan yang masuk; 8. Pelatihan dasar penanggulangan bencana bagi warga yang tinggal di kawasan Kelurahan Tangguh Bencana dan fasilitasi pengiriman untuk kegiatan penguatan kapasitas penanggulangan benana dengan pemerintah dan swasta seperti diklat Vertical Rescue di tempat Ketinggian serta Bimtek Teknologi Informasi Bencana dan Lokakarya Kesiapan dan Ketahanan Bisnis, serta Firts Medical Responder; 9. Mencetak booklet buku saku bencana, Poster, Infografis visual bencana serta mencetak dan memasang/mendristibusikan rambu papan informasi bencana di tempat kegiatan dan memasang pada titik rawan kejadian serta memperkuat informasi bencana melalui media sosial, whatsapps dan situs serta aplikasi Sistem Elektronik Data Bencana (Siedan); 10. Melakukan rapat – rapat penguatan kesiapsiagaan dan kemitraan dalam penanggulangan bencana dengan Instansi dan masyarakat seperti melalui Inisiasi pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana Tingkat Kota Sukabumi, FGD Konsultasi Publik Penyusunan Background Study Rencana Penanggulangan Bencana serta Kerja Sama (MoU) Penanggulangan Bencana dengan Setukpa Lemdiklat Polri; 11. Melakukan rangkaian Aksi Siaga Bencana (ASB) Masa Iedul Fitri 1443 H dan Posko Kolaborasi Tingkat Jawa Barat bersama Komunitas Peduli Bencana serta Aksi SIaga Bencana Masa Natal dan Tahun Baru 2023 dengan mengerahkan komunitas bencana wilayah Sukabumi Raya; 12. Melakukan Respon Cepat Penanganan Pertolongan dan Evakuasi bersama dengan instansi terkait, assesment ke lokasi kejadian terhadap aduan yang masuk serta membantu operasi penanganan Gempa 21 November 22 Cianjur dengan memasang tenda di 12 titik lokasi terdampak di wilayah Cianjur; 13. Melakukan koordinasi pasca kejadian bencana dengan SKPD Teknis Terkait seperti Dinas PUTR untuk dilakukan perbaikan atau rehabilitasi terhadap bangunan yang terkena dampak bencana serta mengeluarkan rekomendasi perbaikan akibat bencana kepada instansi terkait ; 14. Fasilitasi pemasangan tenda dalam giat sentra vaksinasi yang diselenggarakan Dinas Kesehatan, TNI/POLRI dan Bawaslu, maupun fasilitasi Pemasangan Tenda bagi aktivitas komunitas seperti Hari Tani Tingkat Kota, Program Kali Bersih di Hari Sungai;
15. Menampung sementara korban yang terdampak bencana di RUMAH TESA (Tempat Evakuasi Sementara) yang disediakan BPBD Kota Sukabumi dengan jumlah yang berhasil ditampung 34 jiwa; 16. Meningkatkan keterampilan dan kesiagaan personil Penanggulangan Bencana di lapangan dengan dril optimalisasi alat-alat kebencanaan serta outbound mitigasi risiko bencana; 17. Gelaran Apel Kesiagaan Gabungan bersama Polres, TNI dan SKPD pada Siaga Banjir Longsor serta Pengamanan Lebaran dan Iedul Fitri dan Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometerologi di Kodim 0607, dan apel pengerahan personil aksi menghadapai Bencana Hidrometeorologi dan Siaga Malam Tahun Baru; 18. Pemutahiran data penduduk Kota Sukabumi dengan kelurahan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana prioritas dalam rangka Zona Tangguh Bencana; 19. Memberikan stimulan paket sembako bagi korban terdampak bencana dengan sasaran warga terdampak banjir Jayaraksa dan sekitarnya serta pemberian stimulan bagi korban bencana lainnya di Kota Sukabumi sejumlah 223 KK berupa paket natura, paket sembako dan stimulan material sampai dengan Bulan Desember 2022; 20. Assessmen Indeks Kapasitas Daerah terhadap penanggulangan bencana serta Asessemen dan Penetapan Kelurahan Tangguh Bencana melalui Surat Keputusan Wali Kota Sukabumi; 21. Membantu tugas-tugas lainnya dalam memelihara Ketentraman, Ketertiban, Keamanan dan Perlindungan Masyarakat.
“Menghadapi Tahun 2023 BPBD memprakirakan adanya kecendrungan peningkatan potensi bencana mengingat kondisi hydrometereikogi yang semakin ekstrem, sehingga perlu kewaspadaan dini semua pihak” pungkas Zulkarnain
#DIB 22
#SiEdan