Sukabumi |11022|| Dari Sistem informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi, selama Januari s/d 30 Sept2022, secara aggregate tercatat 136 kali kejadian, yang tersebar di 7 (tujuh) Kecamatan. Akibat kejadian tersebut ditaksir nilai kerugian mencapai Rp 8.816.845.000. Dengan luas area 60,976 Ha, dan 868 KK terdampak. Diantaranya 13 orang Mengungsi, Meninggal 1 (satu) Orang, Luka Ringan 6 orang, 721 Unit Bangunan Rusak, 52 Unit Rusak Berat, 189 Unit Rusak Sedang dan 480 Unit Rusak Ringan.
Bulan Februari merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat, tercatat 35 kasus disusul bulan September 27 kasus dan terendah bulan April 4 kasus. Tanah Longsor dan Cuaca Ekstrem paling mendominasi masing-masing 40 kali dan 38 kali. Terendah Angin Puting Beliung 2 (dua) kali. Aggregate nilai kerugian terbesar berasal dari jenis Banjir Rp 5.122.220.000 prakiraan 54.232 Ha terdampak. Disusul taksiran kerugian Tanah Longsor Rp 1.578.875.000 dan prakiraan luas area terdampak 3,938 Ha. Sementara wilayah tertinggi ada di Kecamatan Cikole (27 kali) yang berasal dari Kelurahan Cisarua (5 kasus) dan terendah di Kecamatan Gunung Puyuh (12kali) yang kejadian tertinggi berasal dari Kelurahan Sriwidari (6 kasus)
Sementara itu khusus bulan September tercatat 27 kasus kehadian. Cuek Balong mendominasi terjadi terdiri dari Banjir (4kali ) Cuaca Ekstrem (7 kali) Longsor (11 kali) dan kebakaran (5 kasus) dengan jumlah jiwa terdampak 28 orang, bangunan rusak 58 unit dengan taksiran Nilai Kerugian Rp 1.155.450.000 dengan 1,36 Ha2 terdampak.
Tingginynya aduan di bulan september tidak terlepas dari cuaca dan hujan yang makin intens terjadi. Karena BMKG merilis saat ini sudah memasuki musim penghujan yang ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi sehingga memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti Cuek Balong (Cuaca Ekstrem, Banjir Longsor).
Oleh karenanya menghadapi hal tersebut, BPBD menggencarkan secara lebih masif melalui sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian aparat, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung ).
Selain itu BPBD meminta pihak pihak melakukan langkah langkah, Pertama Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Kedua Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta Keempat Melakukan program penghijauan secara lebih masif. Kelima Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang. dan terakhir Keenam Mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi
#Hapsak