Sukabumi |8222l Kita sadari semua ketika bencana melanda, maka faktual terjadi adalah kondisi chaos atau keadaan yang kacau, panik, stres dan bingung untuk melakukan apa. Terlebih kalau itu terjadi di rumah sakit, selain menghadapi pasien dari rumah sakit itu sendiri yang kelompok rentan juga datang dari lingkungan pegawai nya. Kondisi diperparah jika kiriman pasien dari ekternal rumah sakit korban bencana yang hendak harus ditangani berdatangan.
Banyak rumah sakit selama ini mengabaikan perencanaan penanggulangan bencana dan sarana keselamatan jiwa sebagai manajemen kesiapsiagaan Rumkit sehingga ketika bencana datang maka petugas di rumah sakit pun terlihat bingung dan panik menghadapi situasi yang ada. Kenyataan ini menjadi perhatikan karena rumah sakit merupakan bagian tematik roda Ketanguhan yang digalakkan pemerintah kota Sukabumi.
Hal tersebut dipaparkan BPBD kota Sukabumi saat memfasilitasi acara Pelatihan Bencana dan Kebakaran internal di lingkungan rumah Sakit Kartika Kasih kota Sukabumi yang pesertanya dari berbagai divisi /departemen mulai dari penunjang medis, HRD, kamar bersalin, kamar bedah, IGD, laboratorium, farmasi, rawat jalan hingga tenaga admistrasi, Selasa (8/2/22). Acara dibuka langsung oleh Direktur Rumah Sakit Kartika Kasih dr Martin Reingie, M.M, Mars. Dalam sambutanya ia menajak segenap elemen Rumkit tetap siaga untuk memberikan pelayanan kesehatan kendatipun bencana melanda.Caranya tanamkan jiwa tanggap bencana sejak dini
Sementara itu BPBD dalam ulasannya menandaskan persiapan rumah sakit di daerah-daerah rawan bencana seperti kota Sukabumi yang memiliki ancaman tinggi terhadap gempa akibat sesar Cimandiri hingga 6,7 MM mutlaq dilakukan yang dapat diwujudkan dengan manajemen kesiagaan tinggi salah satunya menyusun perencanaan penanggulangan bencana di rumah sakit atau dikenal dengan Hospital Disaster Plan (HDP) sejalan dengan risiko potensi ancamannya.
Hospital Disaster Plan sudah diwajibkan yang diatur dalam Kemenkes sejak lama dan dimasukkan dalam elemen penilaian akreditasi rumah sakit, oleh karena itu semua hal yang dimasukkan dalam penyusunan HDP harus dibuat tertulis dan diketahui oleh semua petugas/karyawan. dan harus duji cobakan dan dipraktekkan secara berkala tidak hanya untuk kepentingan naik kelas maupun akreditasi semata.
Adanya hospital disaster plan yang baik, membuat rumah sakit siap menghadapi bencana yang akan datang kapan saja meskipun kondisi kacau terganggunya pelayanan tentu tetap terjadi, akan tetapi dengan adanya perencanaan penanggulangan bencana diharapkan kondisi tersebut dapat diatasi sehingga pelayanan rumah sakit tetap dapat dilakukan sesuai standar pelayanan dan pasien tidak terabaikan. Selain itu angka kematian korban luka pascabencana dapat ditekan seminimal mungkin.
Tujuan utama dibuatnya Hospital disaster plan adalah supaya rumah sakit pasca bencana tetap beroperasional dan kembali berfungsi normal, serta secara optimal pasien atau korban bisa ditangani secara individu dan berkelanjutan. Selain itu rumah sakit juga sudah siap ketika dalam waktu yang singkat harus menerima korban yang jumlahnya melebihi kemampuan dan daya tampung rumah sakit. Apalagi kondisi rumah sakit umumnya diperparah ketika terjadi kekurangan logistik (obat dan bahan medis) dan SDM, serta kerusakan sarana prasarana di dalam rumah sakit.
Selain itu dalam proses penyusunan HDP diperlukan kerjasama lintas unit di dalam rumah sakit dan juga kerjasama lintas sektor di luar rumah sakit yang terkait dengan penanganan bencana, agar dapat dihasilkan HDP sesuai dengan yang diharapkan ketika nantinya bencana yang sesungguhnya terjadi di daerah tersebut. Jelas BPBD sebelum dilakukan Floor Taktical Game HDP.
Gaya pelatihan ini dilakukan dengan ala FTG melibatkan tim Satgas PB, rescuer, dam Damkar dengan potensi Gempa dan diikuti kejadian kebakaran yang dibagi dengan tiga belas divisi. Setiap divisi menuliskan skenario darurat rencana tempat melakukan penanganan, penangung jawab dan prosedural yang harus dilakukan menghadapi bencana internal dan ekternal sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang didepakati. Bagian penolong mempraktekkan bagaimana operasi penyelamatan dan pertolongan korban dengan piranti vertikal rescue yang ada dan mencoba evakuasi pada tangga yang dirasa cukup sempit dan menukik. Divisi penanganan korban dan pengunjung melalui speaker mengumumkan peristiwa gempa terjadi dan meminta kepala ruangan segera mengevakuasi korban dan pasien. Pengakhiran darurat ditandai dengan kondisi Rumkit normal kembali dan komandan Insider Command (IC) membuat laporan tertulis dan evaluasi
#HDP
#Tangguh