BPBD kota Sukabumi mengapresiasi helatan yang digiatkan PMI kota Sukabumi dalam program Kesiapsiagaan Gempa dalam Sosialisasi dan Pelatihan Laporan Sistem Informasi Bencana Gempa yang difasilitasi oleh tim peta bencana. Acara yang digelar Jumat 20 November 2020 melibatkan komponen dari berbagai komunitas elemen dari Relawan PB, SIGAB PERSIS ACT, SEHATI, TAGANA, DT, MDMC, KARANG TARUNA, RKS, PRAMUKA, Pantera, RAPI,Disaster ID dan lain lain
Menurut BPBD, hal ini diperlukan karena penanganan bencana itu perlu didukung oleh ketersediaan data dan informasi yang akurat. Saat ini, data bencana yang tersedia baik di kementerian/lembaga, institusi, pemerintah daerah dan organisasi lainnya belum terintegrasi dengan baik, dimana format data dan informasi bencana masih beragam. Untuk itu diharapkan kegiatan ini sebagai penguatan kompetensi dalam pengelolaan data dan informasi bencana yang cepat tepat serta akurat. Sebenarnya BNPB telah menyediakan sebuah sarana penyimpanan data dan informasi kebencanaan berupa perangkat lunak aplikasi Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang dapat digunakan sebagai alat analisis kejadian dan dampak bencana, namun masih belum diketahui khalayak. Saat ini BPBD kota Sukabumi juga sedang membuat sistem informasi data bencana yang nantinya akan terintegrasi dengan situs BPBD Kota Sukabumi. Diharapkan dengan sosialisasi dan pelatihan ini data bencana terintegrasi ke dalam BPBD Kota Sukabumi
Lebih lanjut terhambatnya arus informasi di wilayah bencana bisa menjadi malapetaka karena akan menyebabkan data korban simpang siur, informasi kebutuhan pengungsi menjadi tidak jelas, tindakan medis terhadap korban terlambat, dan penyaluran bantuan menjadi kalang kabut. Ironisnya, hingga saat ini inisiatif sistem informasi bencana pemerintah daerah masih terbatas dan ketinggalan zaman.
Seharusnya sistem informasi bencana alam harus terpadu dengan sistem e- government, yang dibangun pemerintah daerah dan memenuhi ketentuan yang digariskan oleh International Strategy for Disaster Reduction (ISDR). Dengan empat tahapan, yakni tahap tanggap darurat, tahap rekonstruksi dan rehabilitasi, tahap preventif dan mitigasi, dan tahap kesiapsiagaan.
Oleh karenanya bentuk kepedulian kita semua ini saat ini adalah Bagaimana meningkatkan sistem pelaporan sebagai alat membangun kesiapsiagaan diri, keluarga, masyarakat serta komunitas terhadap bahaya gempa dan bahaya lainnya di sekitar kita sangatlah penting untuk melindungi masyarakat. Sudah Siapkah kita menghadapi ancaman bencana yang terjadi ?
Untuk mewujudkan sistem informasi bencana, diperlukan sinkronisasi dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan data permukiman, seperti jumlah rumah, data infrastruktur dan kawasan di daerah tersebut. Nantinya, dapat dibuat sistem informasi geografis informasi sebelum dan sesudah bencana dengan melakukan overlay, sehingga dengan tepat dan cepat jumlah kerugian jiwa, materi, dan sarana-prasarana di daerah bencana dapat ditentukan.
Salam Tangguh Salam Kemanusiaan